Kegiatan sekolah lapang merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi petani kelompok tani hutan konservasi dengan ilmu-ilmu lapangan. Ilmu lapangan yang diberikan dan dilatihkan kepada petani adalah ilmu yang berkaitan dengan komoditas unggulan yang mereka tanam.
Salah satu komoditas unggulan yang banyak ditanam oleh masyarakat dea mekar makmur, kec. Besitang, Kab. Langkat adalah komoditi serai. Jenis tanaman ini dipilih karena memilih nilai jual yang lumayan bersaing, mudah dibudidayakan, tidak membutuhkan lahan yang luas dan memiliki permintaan pasar yang cukup tinggi.
Melalui sekolah lapang, yayasan petai mengajak 5 kthk yang ada di desa mekar makmur untuk sama-sama belajar cara membudidayakan serai yang baik dan benar. Materi yang diberikan pun cukup variatif seperti pembuatan kompos, pembuatan PGR, pembuatan pupuk organic cair, cara pemupukan, pembuatan drainase, cara penggunaan kompos, pembuatan pestisida nabati sampai pembuatan hormon ZPT (Zat Pengatur Tumbuh).
Pelaksanaan sekolah lapang serai dilaksanakan selama 4 bulan (01 September – 22 Desember 2021) yang terdiri atas 9 kali pertemuan.
Pembuatan Kompos
Pembuatan Kompos ini ditujukan untuk mengajari petani tentang bagaimana sebenarnya cara memfermentasi kotoran hewan dengan baik dan benar secara maksimal. Pembuatan kompos ini bertujuan agar memberikan asupan makanan tambahan kepada tanaman serai. Pengaplikasiannya lebih baik lagi jika digunakan kepada tanaman yang baru akan ditanam dengan cara mencor lubang tanam dengan kompos tersebut sebelum bibit tanaman serai dimasukkan ke dalam lubang untuk ditanam.
Pembuatan PGPR
PGPR adalah singkatan dari (Plant Growth Promoting Rhizobakteri) atau bisa disebut (Bakteri Pemacu Pertumbuhan). Bakteri PGPR hidup berkoloni disekitar perakaran tanaman dan bersifat menguntungkan bagi tanaman. Bakteri ini memiliki peran yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman dan memberi keuntungan bagi proses fisiologi tanaman. Akar adalah sumber kehidupan, disana terjadi pertukaran udara, unsur hara, dekomposisi. Dalam istilah bahasa Indonesia, PGPR dikenal dengan istilah RPTT atau (Rhizobakteria Pemacu Tumbuh Tanaman).
Pembuatan POC (Pupuk Organik Cair)
Dalam kegiatan pembuatan POC tersebut, para petani diajak langsung untuk turut membuat Pupuk Organik Cair. Masing-masing petani bahu membahu mengolah dan mencampurkan bahan-bahan lain untuk membuat POC tersebut. Adapun POC yang dibuat adalah jenis POC papaya dan POC pisang, dua jenis buah tersebut dipilih karena tersedia berlimpah disekitar ladang petani.
Pembuatan Pestisida Nabati
Pembuatan Pestisida Nabati bertujuan untuk mengatasi hama yang seing kali mengganggu tanaman serai. Bahan yang dibutuhkan pun cukup sederhana hanya brotowali, buah kecubung, daun suren, temulawak dan air. Bahan-bahan tersebut umumnya juga sangat mudah dijumpai disekitar desa mekar makmur.
Pembuatan Hormon/ZPT (Zat Pengatur Tumbuh)
Didalam dunia pertanian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) sangat diperlukan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Setiap tanaman atau tumbuhan sebenarnya memiliki hormon pertumbuhan alami sendiri, namun dengan jumlah yang sedikit. Dalam kondisi tertentu tanaman tidak mampu memproduksi hormon secara maksimal, untuk itu diperlukan zpt atau hormon tambahan.
Selama kegiatan berlangsung masyarakatterlihat begitu antusias mengikuti kegiatan sekolah lapang yang dilaksanakan bersama dengan Yayasa PETAI. Dengan adanya sekolah Lapang mampu meningkatkan kompetensi petani dalam mengelola komoditas unggulanya sehingga dapat pula diterapkan dilahan. Sehingga dapat peningkatan pendapatan petani dan peningkatan kesejahteraan hidup mereka.