YAYASAN PETAI

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sekolah Lapang

Salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan oleh Yayasan PETAI ialah kegiatan Sekolah Lapang. Sekolah Lapang merupakan proses pembelajaran non formal bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengenali potensi, menyusun rencana usaha, identifikasi dan mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai dengan sumber daya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan sehingga usahatani lebih efisien, berproduktivitas tinggi dan berkelanjutan.

Menurut Permenhut Nomor: P.88/Menhut-II/2014, Hutan Kemasyarakatan yang selanjutnya disingkat HKm adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat setempat. Tujuan utama HKm agar masyarakat dapat merasakan manfaat hutan sekaligus terlibat dalam pelestariannya. Untuk itu pengelolaan hutan yang benar harus ditingkatkan.

Adapun kegiatan sekolah lapang ini didampingi langsung oleh Yayasan PETAI. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak Februari 2016. Kegiatan ini dilaksanakan di 3 Desa di Kabupaten Pakpak Bharat yaitu Desa Aornakan I, Desa Kuta Tinggi dan Desa Sibongkaras.

Salah satu program Sekolah Lapang yang mendukung kegiatan pertanian masyarakat adalah Rumah Kompos. Kegiatan Rumah Kompos ini adalah pembuatan pupuk organik padat (POP) dan Pupuk Organik Cair (POC). Tak hanya pembuatan pupuk organik, kegiatan sekolah lapang lainnya yaitu pengolahan tanaman kopi yang baik dan benar.

Bahan-bahan untuk pembuatan pupuk organik ini sangat sederhana dan bisa didapatkan langsung di sekitar kebun masyarakat, seperti daun paitan, daun lamtoro, dan tunas pisang. Untuk membuat POP dan POC dibutuhkan bahan yang sama, hanya saja untuk POP ditambahkan tanah dan untuk POC ditambahkan air.
Seluruh bahan tersebut kemudian dicincang sampai halus dan dicampurkan dengan tanah atau air. Kemudian bahan tersebut ditutup dan dibiarkan hingga beberapa hari sampai seluruh bahan teruarai oleh bakteri pengurai.

Pupuk organik yang sudah jadi dipakai masyarakat untuk memupuk tanaman kopi yang sebelumnya tanaman tersebut sudah mendapatkan perlakuan khusus seperti pemangkasan dan penyiangan.

Masyarakat yang dulunya menggunakan pupuk kimia sintesis pun kini sudah beralih menggunakan pupuk organic. Hingga kini masyarakat sudah bisa memproduksi pupuk organic tersebut secara mandiri dan menggunakannya pada tanaman yang ditanam di lahan masing – masing. Dengan penggunaan pupuk organic ini diharapkan dapat menjaga kesuburan tanah dan pelestarian hutan.

Ditulis oleh: Syalfiani Lubis

Tim Petai
Tim Petai
Articles: 52