Dirjen Planologi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan San Afrie.Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) kawasan pertambangan karst di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah, dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian.
Direktur Jenderal Planologi Kementerian lingkungan hidup San Afri mengatakan, salah satu poin yang dikaji adalah kondisi geologis 200 hingga 300 meter di bawah tanah kawasan pertambangan milik PT Semen Indonesia.
Namun, kajian seperti itu membutuhkan waktu cukup lama sehingga peneliti mengambil cara lain untuk memastikan kondisi bawah tanah kawasan itu.
“Kami pada akhirnya hanya melihat indikasinya saja. Maka itu, ini perlu kehati-hatian supaya tepat,” ujar Afri di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (20/3/2017).
“Kalau pendalaman, memang lebih dalam. Butuh waktu lama. Kajian geologisnya butuh 200-300 meter di bawah tanah, bagaimana melihat itu kan,” lanjut dia.
Jika di bawah kawasan itu, tim menemukan jaringan sungai bawah tanah, dipastikan hasil KLHS merekomendasikan tidak boleh ada aktivitas pertambangan di atasnya. Kawasan tersebut mesti dilindungi.
Sebaliknya, jika tim tidak menemukan jaringan sungai bawah tanah di sana, maka aktivitas pertambangan karst boleh dilaksanakan.
Afri mengatakan, tim akan merampungkan KLHS akhir bulan ini dan dapat dipublikasikan April 2017 mendatang. Ia sendiri belum bisa menjelaskan hasil terkini dari kajian itu.
“Belum bisa saat ini. Justru satu pekan ke depan ini proses yang paling krusial. Karena ‘finishing touch’-nya itu independensinya para pakar, Jadi tunggu saja, sabar,” ujar dia.
Diberitakan, petani dari Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah menggelar aksi protes di depan Istana Presiden sejak Senin (13/3/2017).
Aksi protes mereka dilakukan dengan membelenggu kedua kaki menggunakan adukan semen. Aksi itu dilakukan lantaran Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meneken izin lingkungan baru bagi PT Semen Indonesia.
Dengan terbitnya izin tersebut, kegiatan penambangan karst perusahaan itu di Rembang masih tetap berjalan.
Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki juga memastikan bahwa operasi PT Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah, dihentikan sementara.
Kepastian itu disampaikan pihak perusahaan semen sendiri ketika mendatangi KSP, Senin pagi.
“Tadi pagi kami panggil PT Semen Indonesia, hadir juga pihak dari Kementerian BUMN dan Kementerian lingkungan hidup. Disepakati, PT Semen Indonesia menghentikan sementara proses penambangannya,” ujar Teten di kantornya.
Pihak perusahaan, lanjut Teten, akan menunggu hasil KLHS yang rampung April 2017 mendatang.
Sumber: Kompas.com